Pengertian produktivitas
kerja menurut Kisdarto (2001), adalah perbandingan antara keluaran (output)
yang ingin dicapaidengan masukan (input) yang diberikan. Produktivitas juga
merupakan hasil dari efesiensi pengelolaan masukan dan efektivitas pencapaian
sasaran. Efektivitas dan efesiensi yang tinggi akan menghasilkan produktivitas
yang tinggi.
Muchdarsyah Sinungan
(2008), “Produktivitas itu diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun
fisik (barang-barang atau jasa) dengan masukanya yang sebenarnya”. Paul Mali
seperti yang dikutip oleh Sedarmayanti (2001) mengutarakan bahwa:
“Produktivitas adalah
bagaimana menghasilkan atau meningkatkan hasil barang dan jasa setinggi mungkin
dengan memanfaatkan sumber daya secara efisien. Oleh karena itu produktivitas
sering diartikan seba gai rasio antara keluaran dan masukan dalam satuan waktu
tertentu”.
Ambar T. Sulistiyani dan
Rosidah (2003) mengemukakan bahwa “Produktivitas menyangkut masalah akhir,
yakni seberapa besar hasil akhir yang diperoleh di dalam proses produksi. Dalam
hal ini tidak terlepas dengan efisiensi dan efektivitas.”
Menurut Faustino Cardoso
Gomez (2001) Berbagai ungkapan seperti output, kinerja, efisiensi, efektivitas,
dan bang for the buck sering dihubungkan dengan produktivitas.
Secara umum, pengertian produktivitas dikemukakan orang dengan menunjukkan
kepada rasio output terhadap input. Bahkan ada yang melihat pada performansi
dengan memberikan penekanan pada nilai efisiensi. Selain efisiensi,
produktivitas juga dikaitkan dengan kualitas output, yang diukur berdasarkan
beberapa standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
Talizuduhu Ndraha (2002)
mengemukakan pengertian produk, produksi dan produktivitas sebagai berikut:
Product adalah hasil
(output, a thing produced), production adalah kegiatan atau proses memproduksi
sesuatu (the act of producing), producer (produser) adalah orang atau badan
yang memproduksi sesuatu, dan productive adalah kata sifat yang diberikan pada
suatu yang mempunyai kekuatan atau kemampuan untuk memproduksi sesuatu.
Produktivitas (produktivity) mengandung beberapa pengertian, pada level
filosofis, manjerial dan teknis operasional.
Menurut profesor Luis Sabourin (Rusli Syarif,1991:1) adalah
“Rumusan tradisional dari produktivitas total tidak lain adalah ratio dari apa
yang dihasilkan terhadap saluran apa yang digunakan untuk memperoleh hasil
tersebut. "Menurut Mukiyat (1998:481) bahwa produktivitas kerja biasanya
dinyatakan dengan suatu imbangan dari hasil kerja rata-rata dalam hubungannya
dengan jam kerja rata-rata dari yang diberikan dengan proses tersebut.
Sedangkan konsep produktivitas menurut piagam OSLA tahun 1984 adalah (J.
Ravianto,1986:18) :
1.
Produktivitas adalah konsep universal, dimaksudkan untuk menyediakan
semakin banyak barang dan jasa untuk semakin banyak orang dengan menggunakan
sedikit sumber daya.
2.
Produktivitas berdasarkan atas pendekatan multidisiplinyang
secara efektif merumuskan tujuan rencana pembangunan dan pelaksanaan cara-cara
produktif dengan menggunakan sumber daya secara efektif dan efisien namun tetap
menjaga kualitas.
3.
Produktivitas terpadu menggunakan keterampilan modal, teknologi
manajemen, informasi, energi, dan sumber daya lainnya untuk mutu kehidupan yang
mantap bagi manusia melalui konsep produktivitas secara menyeluruh.
4.
Produktivitas berbeda di masing-masing negara denga kondisi,
potensi, dan kekurangan serta harapan yang dimiliki oleh negara yang
bersangkutan dalam jangka panjang dan pendek, namun masing-masing negara
mempunyai kesamaan dalam pelaksanaan pendidikan dan komunikasi.
5.
Produktivitas lebih dari sekedar ilmu teknologi dan teknik
manajemen akan tetapi juga mengandung filosofi dan sikap mendasar pada motivasi
yang kuat untuk terus menerus berusaha mencapai mutu kehidupan yang baik.
Menurut
Komarudin, produktivitas pada hakekatnya meliputi sikap yang senantiasa
mempunyai pandangan bahwa metode kerja hari ini harus lebih baik dari metode
kerja kemarin dan hasil yang dapat diraih esok harus lebih banyak atau lebih
bermutu daripada hasil yang diraih hari ini (Komarudin, 1992:121).
Sedangkan menurut Woekirno produktivitas adalah kesadaran untuk menghasilkan sesuatu yang lebih banyak daripada yang telah atau sedang berada dalam usahanya. Pokoknya menambah kegiatan guna menghasilkan lebih dari apa yang telah dicapai (Woekirno Sumardi, 1979:3).
Sedangkan menurut Woekirno produktivitas adalah kesadaran untuk menghasilkan sesuatu yang lebih banyak daripada yang telah atau sedang berada dalam usahanya. Pokoknya menambah kegiatan guna menghasilkan lebih dari apa yang telah dicapai (Woekirno Sumardi, 1979:3).
Menurut Talizuduhu
Ndraha (2002) “produktivitas mempunyai konsep capability (capacity dan ability)
dan menyangkut competence tentang status dan peran”. Maka dari itu,
produktivitas juga dapat dilihat dari segi kualitasnya dan tidak setiap
produktivitas hanya dapat dilihat dari output yang dapat dihasilkan pegawai
saja.
Capacity dapat diartikan
kapasitas dari pegawai dan Ability dapat diartikan sebagai kemampuan dalam diri
yang dimiliki oleh pegawai. Laeham dan Wexley, seperti yang dikutip oleh Sedarm
ayanti (2001) menyatakan bahwa produktivitas kerja bukan semata-mata ditujukan
untuk mendapatkan hasil kerja sebanyak-banyaknya, melainkan kualitas untuk
kerja juga penting diperhatikan. Sebagaimana diungkapkan bahwa:
“.....Performance
appraisals are crucial to the effectivity management of an organization’s human
resources, and the proper mana gement of human resources is a critical variable
effecting an organization’s productivity”.
Produktivitas individu
dapat dinilai dari apa yang dilakukan oleh individu tersebut dalam kerjanya.
Dengan kata lain, produktivitas individu adalah bagaimana seseorang
melaksanakan pekerjaannya atau unjuk kerja (job performance).
Menurut Tjuju Yuniarsih
dan Suwatno (2008) menyatakan produktivitas dapat diartikan sebagai hasil
kongkrit (produk) yang dihasilkan individu ataupun kelompok, selama satuan
waktu tetentu dalam satuan proses kerja.
Gilmore seperti yang
dikutip oleh Sedarmayanti (2001) menyatakan bahwa orang yang produktif adalah:
“Who is making a
tangible and significant contribution in his choosen field, who is imaginative,
perceptive, and inovative in his approach to life problems and to
accomplishment of his own goals (creativity), and who is at the same time both
responsible and responsive in his relationship with other”.
Dalam uraian tersebut,
Gilmore menekankan kontribusi yang positif dari diri seseorang terhadap
lingkungannya dimana dia berada. Dengan adanya tindakan yang konstruktif,
imaginatif, kreatif, dari individu dalam suatu organisasi, maka diharapkan
produktivitas organisasi akan meningkat.
Produktivitas berbeda di masing-masing negara denga kondisi,
potensi, dan kekurangan serta harapan yang dimiliki oleh negara yang
bersangkutan dalam jangka panjang dan pendek, namun masing-masing negara
mempunyai kesamaan dalam pelaksanaan pendidikan dan komunikasi.Produktivitas lebih dari sekedar ilmu teknologi dan teknik manajemen akan tetapi juga mengandung filosofi dan sikap mendasar pada motivasi yang kuat untuk terus menerus berusaha mencapai mutu kehidupan yang baik.
Menurut Komarudin, produktivitas pada hakekatnya meliputi sikap yang senantiasa mempunyai pandangan bahwa metode kerja hari ini harus lebih baik dari metode kerja kemarin dan hasil yang dapat diraih esok harus lebih banyak atau lebih bermutu daripada hasil yang diraih hari ini (Komarudin, 1992:121).
Sedangkan menurut Woekirno produktivitas adalah kesadaran untuk menghasilkan
sesuatu yang lebih banyak daripada yang telah atau sedang berada dalam
usahanya. Pokoknya menambah kegiatan guna menghasilkan lebih dari apa yang
telah dicapai (Woekirno Sumardi, 1979:3).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar