Istilah spesialis dan
generalis pada umumnya kita kenal dalam bidang karir.Istilah tersebut merujuk
pada sumber daya manusia (SDM) di sebuah industri/organisasi, entah bidang
pendidikan, keuangan, manufaktur, maupun di bidang-bidang lainnya. Dari kedua istilah
tersebut sebenarnya sudah nampak apa perbedaannya secara umum. Generalis merujuk pada kemampuan seseorang yang
memahami banyak bidang, tetapi pengetahuannya terhadap bidang-bidang tersebut
tidak begitu mendalam.Sebaliknya, spesialis adalah mereka yang memiliki pengetahuan pada bidang tertentu saja, tetapi
seseorang tersebut menguasai bidang tertentu tersebut secara mendalam.
Dengan kata lain bisa
diibaratkan seorang spesialis adalah seseorang yang membuat salah satu kepingan jigsaw puzzle sampai pada detail kepingan yang terkecil; sementara generalis adalah orang
yang mengumpulkan kepingan jigsaw puzzle buatan para spesialis
lalu menyatukannya. Walaupun tentunya seorang generalis biasanya tetap memiliki
kompetensi dan pengetahuan dasar di bidang tertentu, namun memiliki pengetahuan
lain yang sangat luas dan beragam selain dari kompetensinya. Pola
spesialis-generalis ini sangat bermanfaat dalam kompetensi profesi dan
masing-masing memiliki positif dan negatifnya.
Terkait dengan kedua
kata tersebut, tren industri saat ini berbeda dengan dahulu.Kalau dahulu
fenomenanya adalah orang yang tahu banyak tentang sesuatu dianggap keren,
memiliki prestise, dan dianggap memiliki intelektual tinggi.Walaupun memang hal
tersebut ada benarnya.Namun, era tersebut sudah terganti karena fenomena saat
ini orang lebih menghargai spesialisasi atau kemampuan khusus.Hal ini seperti
yang dikemukakan oleh Handry Satriago (CEO of General Electric Indonesia). Menurut Handry, kini setiap orang dituntut untuk memiliki expertise masing-masing.
Yang dicari perusahaan saat ini adalah orang-orang yang benar-benar menguasai
suatu bidang, benar-benar mempunyai pengalaman, setidaknya 3-4 tahun dalam
mengerjakan sesuatu, sehingga dia menjadi orang yang dapat mengambil keputusan
yang tepat mengenai hal tersebut.
Jika memang
spesialisasi yang sangat dibutuhkan di era industri saat ini, di sisi lain
muncul pertanyaan bagaimana caranya kita bisa meraih keahlian khusus jika
situasi dan kondisi tidak memungkinkan untuk meraih itu.Untuk menjawab hal
tersebut dapat kita lihat dari sudut pandang pendidikan dan pengalaman. Menjadi
seseorang yang memiliki kompetensi spesialis tidak perlu dipandang harus dari
segi pendidikan formal, kita dapat memperoleh spesialisasi dari pengalaman,
pelatihan, belajar dari ahlinya, dan juga minat kita untuk mendalami kompetensi
yang ingin kita capai.
Kemudian pertanyaan
selanjutnya, manakah yang lebih menguntungkan, apakah menjadi seorang
profesional dengan kompetensi yang bersifat generalis (berorientasi specific job area), ataukah menjadi profesional dengan kompetensi yang bersifat spesialis
(berorientasi pada specific job task). Tentunya dari segi
calon pegawai yang akan direkrut, memiliki spesialisasi merupakan faktor yang
lebih menguntungkan, karena:
1. Seorang spesialis akan
lebih menarik di mata pihak yang melakukan rekrutmen, karena seseorang yang
ahli dibidang sesuatu yang relevan dengan career path di organisasi/perusahaan akan dilihat terlebih dahulu dibandingkan
seseorang yang tidak konsisten dengan jalur karirnya.
2. Seorang spesialis akan
lebih mudah untuk memiliki personal branding, yang maksudnya adalah pencitraaan terhadap diri sendiri. Hal ini mengingat
banyak profesional yang memiliki kompetensi yang sama, personal branding sangat berguna untuk dapat meyakinkan pihak
yang melakukan rekrutmen bahwa kita lebih menonjol dibanding yang lain.
3. Seorang spesialis
cenderung menunjukkan kinerja yang lebih baik apabila mengerjakan sesuatu
sesuai dengan minatnya karena dia dapat menyusun detail sebuah struktur
pelaksanaan
4. Seorang spesialis
memiliki tingkat bargaining gaji lebih tinggi dibandingkan generalis, terutama jika kompetensi yang
dimiliki sangat jarang dimiliki orang lain. Tidak menutup kemungkinan jika
perusahaan membutuhkan kompetensi tersebut akan berani untuk merekrut spesialis
dengan gaji yang sangat tinggi.
Untuk itu, penting
bagi kita untuk mengembangkan kompetensi kita serta mendalami spesialisasi
kita. Di era teknologi seperti ini tentunya tidak sulit untuk kita
mengembangkan diri, kita dapat menggunakan fasilitas internet seperti e-book
ataupun mengikuti berbagai pelatihan. Tentunya dengan memanfaatkan peluang yang
ada dan tetap fokus pada bidang yang kita minati, alhasil kita akan menjadi
profesional dibidang tertentu. Dengan adanya sumber daya manusaia yang berkualitas,
hal ini akan sangat membantu mewujudkan tujuan organisasi mencapai
keberhasilan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar